Followers
Thursday, May 21, 2009
Perangkap tikus - satu renungan
Sepasang suami dan isteri petani pulang ke rumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan gelagat sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"
Ternyata yang dibeli oleh petani hari adalah perangkap tikus. Sang tikus naik panic bukan kepalang.
Ia bergegas lari ke sarang dan bertempik, " Ada perangkap tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."
Ia pun mengadu kepada ayam dan berteriak, " Ada perangkat tikus !"
Sang Ayam berkata, " Tuan Tikus ! Aku turut bersedih tapi ia tak ada kena-mengena dengan aku.”
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak seperti tadi.
Sang Kambing pun jawab selamba, “Aku pun turut bersimpati.. .tapi tidak ada yang boleh aku buat. Lagi pun tak tak ada kena-mengena dengan aku. "
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali. Tak kanlah sebesar aku ni boleh masuk perangkap tikus. "
Dengan rasa kecewa ia pun berlari ke hutan menemui Ular. Sang ular berkata " Eleh engkau ni...Perangkap Tikus yang sekecil tak kan la nak membahayakan aku.”
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah kerana mengetahui ia akan menghadapi bahaya seorang diri. Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara berdetak perangkap tikusnya berbunyi menandakan umpan dah mengena. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa yang jadi mangsa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang isteri pemilik rumah.
Walaupun si Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, isterinya tidak sempat diselamatkan. Si suami pun membawa isterinya kerumah sakit. Beberapa hari kemudian isterinya sudah boleh pulang namun tetap sahaja demam.
Isterinya lalu minta dibuatkan sup cakar ayam oleh suaminya kerana percaya sup cakar ayam boleh mengurangkan demam. Tanpa berfikir panjang si Suami pun dengan segera menyembelih ayamnya untuk dapat cakar buat sup.
Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.Masih juga isterinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Banyak sungguh orang datang melawat jenazahnya. Kerana rasa sayang suami pada isterinya, tak sampai hati pula dia melihat orang ramai tak dijamu apa-apa. Tanpa berfikir panjang dia pun menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang berziarah.
Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
SUATU HARI….KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESUSAHAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... FIKIRKANLAH SEKALI LAGI.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment